10 Februari 2010

Majlis Maulid

Majlis Maulid




Gemah – Semarang. Ahad 19 Oktober 2008 habis maghrib habib Alwi bin Abdullah Alhasni memulai majlis mingguan pembacaan rotib Alhaddad dan maulid Simthud Durror di mushola Attaqwa.



Dengan diiringi angin kencang yang akhir-akhir ini melanda Semarang dan sekitarnya ditambah hujan deras, kami 9 orang yang hadir malam ini mencoba tidak terpengaruh dengan hujan angin di luar. Yang hadir terlihat menikmati alunan syair-syair rotib dan maulid yang dibacakan oleh habib Alwi. Meski tidak banyakyang hadir tapi kami berniat untuk istiqomah.



Di akhir majlis, habib Alwi menyampaikan tentang pentingnya berguru pada orang yang tepat agar kita selamat dunia akhirat. Guru adalah orang mengajarkan ilmu pada kita meski hanya satu huruf. Untuk ilmu agama harus diajarkan oleh orang yang bersambung ilmunya pada Rosulullah Saw.



Dalam pengertian yang lebih luas, menurut habib Alwi, semua yang ada di alam ini bisa menjadi guru kita. Maksudnya adalah dari semua kejadian, orang bahkan dari binatang di sekitar kita pun bisa diambil hikmah untuk memperbaiki diri kita dan untuk menambah kebaikan kita.



Berguru itu butuh adap agar ilmu kita barokah. Barokah itu kalau kita mensyukuri atas semua yang kita miliki dan atas semua apa yang terjadi pada kita. Kita belum punya rumah ya alhamdulillah masih bisa kontrak kamar atau rumah, kita masih jauh lebih enak dibandingkan mereka yang tidak punya penghasilan untuk menyewa kamar seperti kita.



Kita dimaki-maki orang ya alhamdulillah kita masih bisa mendengar yang berarti kita masih punya telinga. Seandainya kita tidak punya telinga maka nikmat mendengar kita pun hilang. Bisa melihat nikmat, bisa bicara nikmat, bisa berjalan juga nikmat, punya apapun nikmat. Kalau begitu semuanya nikmat dan nikmat.



Syukur atas nikmat-nikmat dari Allah Swt adalah wajib bagi yang mengetahui.



Dan, habib Alwi melanjutkan, adap terhadap guru sekarang ini kurang diperhatikan mereka yang menuntut ilmu. Murid sekarang banyak protes sekiranya perintah gurunya tidak sesuai dengan keinginannya.



Guru yang benar-benar guru tentu paham apa yang terbaik bagi muridnya, jadi meskipun menurut murid perintah guru tidak baik tapi sebenarnya itu yang terbaik buat muridnya. Guru paham kalau murid melakukan hal yang dilarangnya maka dia akan dapat kesusahan dan bahkan keburukan saja, tidak akan menyampaikannya pada tujuan.



Guru memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Adalah tambahan nikmat kalau yang kita butuhkan menurut guru tersebut juga merupakan hal yang kita inginkan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan